NILAI MORAL DALAM ANTOLOGI CERPEN KARYA MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
SARI
Nilai
merupakan persoalan universal yang dimiliki seluruh manusia. Setiap manusia
mempunyai kecenderungan terhadap nilai. Maksudnya, setiap orang akan cenderung
berorientasi kepada kebaikan-kebaikan. Kebaikan yang dimiliki atau dilakukan
manusia merupakan nilai dari sebuah kehidupan. Begitu juga dengan mahasiswa
PGSD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Cerpen mereka yang terkumpul dalam
antologi Balada Rasa dan Cerita menyuguhkan nilai-nilai hidup yang baik.
Berdasarkan pembacaan intensif, setiap cerpen menguraikan mengenai nilai moral
tokoh beserta dampaknya. Selain itu, juga menceritakan bahwa angkara murka
pasti mengalami kerugian yang besar. Nilai moral tersebut mewarnai hampir
seluruh cerpen yang secara keseluruhan berjumlah tiga puluh. Maka dari itu,
untuk memaparkan nilai moral antologi cerpen tersebut digunakan pendekatan
pragmatik. Berdasarkan analisis, nilai moral yang diungkapkan berasal dari
realitas pengalaman para penulis yang mencermati kehidupan sekitarnya, walaupun
cerita yang disampaikan sudah diubah menjadi bentuk fiksi.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Setiap
manusia mempunyai kesadaran berbuat baik untuk menjalani kehidupan. Siapapun
akan memiliki keinginan untuk diperlakukan baik. Kesadaran berbuat baik dan
keinginan diperlakukan baik itulah yang mendorong manusia berorientasi kepada
nilai-nilai hidup. Nilai merupakan persoalan universal dalam peradaban manusia
di dunia. Semua manusia di belahan dunia manapun mengakui bahwa kebaiakan akan
selalu menentramkan dan angkara murka pasti akan menimbulkan kerusakan. Hal
tersebut dalam kebudayaan manusia biasa disebut filosofi kehidupan.
Pramulia
(2017:37) menyatakan filosofi dalam sebuah kebudayaan memuat nilai-nilai yang
merupakan hasil dari perbuatan atau perilaku manusia. Maka, untuk mengetahui
nilai-nilai yang terdapat dalam kebudayaan manusia, seseorang butuh pengamatan
dan perenungan yang mendalam. Tujuannya, agar setiap manusia dapat
mengimplementasikan nilai-nilai yang di dapat dalam menjalani kehidupan
sehari-hari. Di sisi lain, seseorang dapat mencari nilai-nilai hidup di dalam
cerita-cerita leluhur atau dari hasil membaca karya-karya tulisan orang lain.
Penanaman
nilai hendaknya dilakukan ketika manusia masih anak-anak. Nilai yang tertanam
dalam diri anak-anak akan tersimpan di otak bawah sadar, sehingga akan menjadi
bekal pada kehidupannya kelak. Nilai-nilai tersebut akan dapat beraksi positif
ketika manusia mendapatkan reaksi, baik dari dalam diri maupun dari luar
dirinya. Itulah yang disebut sebagai benteng pertahanan manusia. Penanaman
nilai bisa menggunakan media beragam, misalnya dengan menggunakan karya sastra. Karya sastra,
seperti cerpen banyak memuat nilai – dalam hal ini nilai moral sebagai
pembelajaran kepada siapapun.
Karya
sastra identik dengan keindahan yang pada dasarnya keindahan tersebut
dibutuhkan oleh setiap manusia. Frondizi (2011:1 – 2) menyatakan keindahan
merupakan perwujudan cara pandang yang khas terhadap dunia. Cara pandang
tersebut biasa dikatakan sebagai nilai. Keindahan di dalamnya terdapat kebaikan
dan kebenaran, sehingga kecenderungan manusia terhadap keindahan begitu kuat.
Maka dari itu, penelitian ini menggunakan cerpen hasil karya mahasiswa PGSD
angkatan 2013 Universitas Adi Buana Surabaya untuk membongkar nilai moral yang
terdapat di dalamnya.
Cerpen-cerpen
karya mahasiswa PGSD angkatan 2013 tersebut bisa dikatakan sebagai sastra anak,
karena orientasi para penulis kelak akan menjadi guru di sekolah dasar. Sastra
anak merupakan sastra yang dibaca anak-anak yang ditulis oleh orang dewasa
(Sarumpaet, 2010:2). Selain itu, nilai-nilai yang terdapat dalam karya mereka
identik dengan kehidupan sehari-hari anak. Nilai yang terdapat dalam antologi
cerpen banyak menguraikan nilai-nilai moral tokohnya. Moral merupakan dasar
dari seluruh perilaku manusia. Teew (2013:51) menyatakan sebuah masalah yang
tidak bisa dihindari dalam penelitian sastra, yaitu masalah nilai.
Seperti
yang disebutkan sebelumnya, bahwa kecenderungan manusia terhadap nilai begitu
kuat, termasuk nilai moral. Moral seseorang diperoleh dari pengalaman moral
atau pengalaman kebaikan yang dialaminya. Held (1991:275-276) menyatakan
pengalaman moral merupakan pengalaman memilih secara sadar, menerima atau
menolak secara sukarela atas kemauan sendiri. Artinya, sejak kecil seseorang
dibebaskan mengambil keputusan untuk merenungkan kembali kejadian-kejadian,
baik kejadian baik maupun buruk. Hasil dari perenungan tersebut akan berdampak
pada perilaku sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, seseorang dapat dilihat memiliki
nilai moral atau tidak.
Nilai
moral yang disampaikan para penulis cerpen antologi Balada Rasa dan Cerita
tentu memiliki modal nilai moral yang telah tersimpan di otak bawah sadarnya. Selain
itu, sebagai calon guru sekolah dasar para penulis cenderung memasukkan
nilai-nilai moral dalam cerpen mereka. Nilai moral tersebut dapat digunakan
untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada siswa sekolah dasar, karena beberapa
cerpen memiliki nuansa legenda dan dongeng yang memang tepat untuk usia anak
sekolah dasar.
Berdasarkan
uraian di atas, penelitian ini mempunyai tujuan mendeskripsikan nilai moral
dalam antologi cerpen mahasiswa PGSD angkatan 2013 Universitas Adi Buana
Surabaya. Manfaat dari penelitian ini, yaitu manfaat teoretis mengetahui nilai
moral dalam antologi cerpen mahasiswa PGSD angkatan 2013 Universitas Adi Buana
Surabaya, dan manfaat praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan
penggalian nilai moral di dalam karya sastra lainnya.
METODE
Penelitian
ini menggunakan pendekatan pragmatik untuk mengetahui, memahami, dan sebagai
pijakan analisis terhadap nilai moral yang terdapat dalam cerpen. Pendekatan
pragmatik merupakan pendekatan membaca teks untuk mencari simbol-simbol dan
atau nilai-nilai dalam sebuah teks yang berkaitan dengan kebudayaan
masyarakatnya.
Metode
pemerolehan data yang digunakan ada dua teknik. Pertama, membaca keseluruhan
sumber data, yaitu antologi cerpen Balada Rasa dan Cerita karya mahasiswa PGSD
angkatan 2013 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Cerpen yang terdapat dalam
antologi tersebut berjumlah tiga puluh cerpen. Kedua, peneliti menyeleksi
sumber data yang dikaitkan dengan kerangka teori yang digunakan, yaitu nilai
moral. Setelah melakukan seleksi, peneliti menentukan sepuluh cerpen yang akan
dianalisis. Alasan memilih sepuluh cerpen, karena dapat mewakili keseluruhan cerpen.
Teknik
analisis data yang digunakan, yaitu teknik tekstual. Teks berasal dari sepuluh
cerpen hasil seleksi yang sudah dikaitkan dengan kerangka teori, yaitu nilai
moral. Langkah-langkah analisis data mencakup interpretasi, eksplanasi, dan
deskripsi.
PEMBAHASAN
Sepuluh
cerpen yang sudah dipilih, antara lain Diary karya Islamidinah, Dua Sisi karya
Eky Dimas Yuliati, Hargai Hidupmu Kawan karya Luluk Azmy Mahaq, Syal Untuk
Kakek karya Aini Nur Habibah, Pesan Dari Ibu karya Veni Anggreni, Kenangan yang
Terlampau karya Endah Wahyu, Anak Gembala Pembohong dan
Serigala karya Ilham Falah, Kado Istimewa karya Ria Desy Fatmawati, Kenapa Kita Harus Pintar karya Siti Zauziah
Farida, dan Keikhlasan Hati karya Noveni Putri.
Setelah
melalui pembacaan intensif terhadap tiga puluh cerpen, maka sepuluh novel
tersebut dianggap dapat mewakili cerpen secara keseluruhan. Hal tersebut
disebabkan, antara satu novel dengan novel lainnya mempunyai kesamaan substansi
dalam menguraikan nilai-nilai moral. Hanya, setting,
alur, penokohan, dan redaksionalnya yang berbeda. Di sisi lain, tema yang
diusung hampir sama, yaitu berupa nasihat-nasihat bijak kepada para tokoh dan
atau para pembacanya.
Berdasarkan
tema yang menguraikan nasihat bijak tersebut, pembaca dapat menemukan nilai
moral dari tokoh dalam memaknai peristiwa maupun keadaan yang dialaminya.
Nasihat bijak yang terdapat dalam cerpen ada yang diuraikan berupa wacana.
Maksudnya, di dalam wacana terdapat nasihat yang ditujukan kepada pembaca.
Selain itu, ada yang diuraikan tokoh untuk menasihati tokoh lain dan juga untuk
para pembaca. Berikut kutipannya.
“Diana sahabatku
tersayang. Kan nggak semua masalah itu harus di umbar di media sosial. Itu sama
saja membuka aib sendiri. Apa nggak malu kalo banyak orang yang tau? Kalo aku
pasti malu, Di. Bukankah Masalahmu itu seperti Auratmu bukan untuk di umbar dan
dijadikan konsumsi Publik (Islamidinah dalam Diary, 2017:99).
Berdasarkan kutipan di
atas, tokoh aku berusaha memberi nasihat kepada tokoh Diana yang berperilaku
berlebihan dalam menggunakan media sosial. Diana seringkali menceritakan
persoalan hidupnya di media sosial miliknya. Padahal menurut tokoh aku,
persoalan sama halnya dengan aurat yang harus dijaga. Nasihat tokoh aku
tersebut sebenarnya tidak hanya untuk Diana, melainkan juga untuk para pembaca
yang dewasa ini seringkali berperilaku serupa. Dari sini, nilai moral dapat
ditemukan pada nasihat tokoh aku kepada Diana. Tokoh aku dapat membedakan
pentingnya menggunakan media sosial dengan bijaksana.
Nilai moral, seperti
yang sudah diuraikan sebelumnya harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak.
Wacana atau contoh perilaku baik hendaknya senantiasa ditularkan kepada
anak-anak. Tujuannya agar nilai moral tersebut tersimpan dalam otak bawah sadar
sebagai modal menghadapi kehidupan. Berikut kutipannya.
Pukul 07.00
anak-anak segera masuk ke kelas II A. Kimmy memimpin teman-temannya untuk
berbaris dan periksa kerapian. Setelah selesai semuanya masuk ke kelas. (Eky
Dimas Yuliati dalam Dua Sisi, 2017:102).
Uraian
wacana Eky Dimas Yuliati dalam cerpen Dua Sisi tersebut merupakan gambaran
kedisiplinan yang dilakukan siswa-siswa SD kelas II. Kedisiplinan merupakan
salah satu sisi dari kebaikan yang memang seharusnya ditanamkan sejak dini
kepada anak-anak. Selain itu, dalam kutipan tersebut tokoh Kimmy bertugas
memimpin teman-temannya berbaris. Hal tersebut menggambarkan nilai moral yang dimiliki oleh siswa-siswa SD
kelas II. Harapannya, perilaku siswa-siswa yang digambarkan dapat menular
kepada anak-anak di dunia nyata jika cerpen Dua Sisi dibacakan. Paling tidak
pembaca atau pendengar dapat termotivasi untuk menengok kekurangan dan
kelemahan dirinya, sehingga mampu mengoreksi perilakunya sendiri.
Segera
timbul kesadaran baru. "Aku manusia masih muda, kuat, dan sehat. Tidak
pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya
cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk
lain". (Luluk Azmy Mahaq dalam Hargai Hidupmu Kawan, 2017:110).
Kutipan di atas
menggambarkan dialog tokoh dengan dirinya sendiri. Tokoh aku sadar akan
kekurangan dan kelemahannya, sehingga ada ucapan janji setelahnya. Nilai
moralnya, tokoh aku dengan jujur mengakui kekurangannya dan mempunyai niat
untuk dapat bermanfaat bagi makhluk lain. Berarti bukan hanya manusia yang
menjadi tujuan kebaikannya, tetapi juga seluruh makhluk yang terdapat di alam
raya ini. Itulah yang disebut nilai moral ketika seseorang mampu bermanfaat
untuk sesamanya atau paling tidak untuk orang-orang yang dikasihinya.
Ketika
presentasi di kelas Sandra bercerita bahwa syal ini untuk orang tersayang yaitu
kakeknya, agar kakek tidak kedinginan ketika ingin berjalan-jalan di sekitar
rumah. (Aini Nur Habibah dalam Syal Untuk Kakek, 2017:133).
Seperti yang dijelaskan
sebelumnya, bahwa kebermanfaatan kepada orang lain begitu penting dalam
kehidupan manusia. Jika belum bisa bermanfaat untuk semua orang paling tidak
untuk orang-orang terdekat. Kutipan di atas menggambarkan hal tersebut, dimana tokoh
Sandra berkeinginan untuk membahagiakan kakeknya. Dalam kutipan diuraikan “agar
kakek tidak kedinginan” merupakan luapan kasih sayang cucu kepada kakeknya.
Bentuk nilai moral, salah satunya ada rasa kasih sayang di dalamnya. Dari kasih
sayang itulah muncul kepatuhan dan penghormatan kepada orang yang disayangi.
“Kak,
saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk
mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari
mengemis”. (Veni Anggreni dalam Pesan Dari Ibu, 2017:151).
Kutipan di atas
mencerminkan kepatuhan anak kepada orang tua. Kepatuhan dapat terlaksana ketika
terdapat kasih sayang di dalamnya. Kutipan tersebut juga menjelaskan nilai
moral yang ditanamkan ibu kepada anaknya, bahwa usaha sendiri lebih baik
daripada mengemis/meminta-minta. Nilai moral tersebut diharapkan dapat menular
kepada pembaca, khususnya anak-anak dan remaja. Selain itu, nilai moral juga
terdapat pada sikap yang teguh dari tokoh saya kepada kebaikan.
Nilai moral juga
tergambar dalam diri tokoh yang menyadari kesalahan sekaligus mengungkapkan
janji tidak akan mengulanginya kembali. Gambaran tersebut terdapat dalam cerpen
Kenangan yang Terlampau karya Endah Wahyu. Berikut kutipannya.
Persahabatan
kami lebih berharga daripada kalung itu. Yunita benar-benar menyesal dengan
perbuatannya. Aku berjanji tak akan membenarkannya peristiwa ini berulang
kembali. (Endah Wahyu dalam Kenangan yang Terlampau, 2017:157).
Kutipan di atas
menjelaskan penyesalan tokoh aku akan kesalahannya. Selain mengakui kesalahan,
tokoh aku juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi, walaupun redaksi kutipan
“Aku berjanji tak akan membenarkannya peristiwa ini berulang kembali”. Nilai
moral juga terdapat pada pentingnya persahabatan daripada sebuah benda, yaitu
kalung. Padahal, dewasa ini banyak sekali ditemui manusia lebih mementingkan
materi atau dirinya sendiri daripada persahabatan dan persaudaraan.
Bentuk lainnya dari
nilai moral adalah kejujuran. Manusia dituntut untuk jujur agar tidak terjadi
perselisihan dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan kebohongan akan
mengakibatkan perselisihan dan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Cerpen
Anak Gembala Pembohong dan Serigala karya Ilham Falah memaparkan
hal demikian. Berikut kutipannya.
“Jangan pernah sekali-kali kamu
berbohong. Karena sekali kamu berbohong, maka tak ada yang akan percaya lagi
pada kata-katamu. Meskipun pada waktu itu kamu berkata jujur. (Ilham Falah
dalam Anak Gembala Pembohong dan Serigala, 2017:161).
Kutipan
di atas menegaskan bahwa kebohongan akan mengakibatkan kerugian terhadap diri
sendiri. Kutipan tersebut selain merupakan nasihat kepada tokoh dalam cerpen,
juga nasihat kepada pembaca. Penulis cerpen berpesan, bahwa sekali saja manusia
berbohong, maka selanjutnya akan sulit sekali dipercaya. Walaupun tidak
menyebutkan pentingnya kejujuran, akan tetapi pembaca sudah mengetahui bahwa
kejujuran penting kedudukannya dalam kehidupan manusia. Itulah nilai moral yang
disampaikan dalam cerpen tersebut.
Hal
yang paling sulit dari manusia yaitu mengakui kekurangan dan keburukannya serta
mengakui kelebihan dan kebaikan orang lain. Manusia cenderung lupa pada
kekurangan dan keburukannya, tetapi seringkali mengetahui kekurangan dan
keburukan orang lain. Padahal orang yang bijak adalah orang yang mengakui
kekurangan dan keburukan serta mengakui kelebihan dan kebaikan orang lain. Jika
demikian, maka hidup bermasyarakat akan menjadi aman dan tenteram. Berikut
kutipannya.
Namun Tuhan itu Maha Adil. Menciptakan
umatnya dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dibalik
kekurangannya, Richi sesosok yang ramah, baik, sopan, suka menolong dan mau
berusaha. (Ria Desy Fatmawati dalam Kado Istimewa, 2017:166).
Nilai
moral pada kutipan di atas, pertama tokoh mengakui bahwa Tuhan Maha Adil.
Kedua, tokoh aku mengakui kelebihan Richi walaupun banyak orang dalam cerpen
menganggap Richi merupakan tokoh yang tidak baik dan banyak kekurangan. Tokoh
aku memberikan contoh kepada tokoh lain, bahkan pembaca bahwa di setiap kekurangan
seseorang pasti ada kelebihannya. Selain itu, di balik keburukan pasti ada
kebaikannya. Jika setiap manusia menyadari hal tersebut, maka kehidupan
bermasyarakat akan damai.
Bentuk
nilai moral lainnya ketika seseorang dapat berpikir secara luas dan jauh untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu ketika seseorang dapat mengambil
pelajaran dari peristiwa di sekitarnya setelah melakukan perenungan-perenungan.
Cerpen Kenapa Kita Harus Pintar karya
Siti Zauziah Farida menguraikan hal tersebut. Berikut kutipannya.
Berfikir cerdas adalah saat kita selalu berpikir ke depan dan penuh
persiapan; selalu memperhatikan sekeliling kita untuk mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi dan memanfaatkannya; selalu tahu apa yang harus kita lakukan dalam
segala keadaan. (Siti Zauziah Farida dalam Kenapa Kita Harus Pintar, 2017:177).
Berdasarkan kutipan
di atas, penulis cerpen menggunakan kata “kita” untuk menggambarkan wacana yang
berupa nasihat. Artinya, nasihat tersebut tidak hanya untuk tokoh-tokoh yang
terdapat dalam cerpen, tetapi juga kepada seluruh pembaca cerpen. Seperti yang
disebutkan sebelumnya, bahwa nilai moral terdapat pada keluasan berpikir dan
dapat merenungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar. Tujuannya
sebagai modal untuk melangkah menuju depan.
Nilai moral terakhir
dalam tulisan ini, yaitu menekankan pada keikhlasan menjalankan suatu hal.
Banyak sekali ditemukan dalam masyarakat, bahwa seseorang masih ada pamrih atau
meminta imbalan ketika melakukan pekerjaan. Cerpen Keikhlasan Hati karya
Noveni Putri menceritakan hal
tersebut. Berikut kutipannya.
“Adzra
tak baik berpuasa mengharapkan suatu hadiah ataupun imbalan!” jelas kak Dani. (Noveni
Putri dalam Keikhlasan Hati, 2017:190).
Kutipan di atas
merupakan dialog antara kakak dengan adik. Kakak, yaitu Dani menasihati adiknya
(Adzra) agar tidak mengharapkan hadiah atau imbalan saat menjalankan ibadah
puasa. Tegasnya, melakukan segala sesuatu, bahkan puasa harus didasari oleh
keikhlasan hati. Keikhlasan itulah yang mendorong manusia senantiasa berbuat
baik, dan dalam keikhlasan dan kebaikan terdapat nilai moral.
Berdasarkan
kutipan-kutipan sepuluh cerpen yang
sudah disajikan dan dianalisis, nilai moral dapat ditemukan dalam banyak hal,
misalnya bermanfaat untuk sesama, kasih sayang, menolong orang lain, mengakui
kekurangan dan keburukan diri sendiri, mengakui kelebihan dan kebaikan orang
lain, dan lain sebagainya. Nilai moral tersebut hendaknya ditanamkan kepada
seseorang sejak dini sebagai pondasi menjalankan kehidupan bermasyarakat.
SIMPULAN
Nilai
moral merupakan nilai-nilai kebaikan yang dimiliki oleh seseorang maupun
masyarakat. Nilai moral hendaknya ditanamkan kepada seseorang sejak dini
sebagai modal menjalani kehidupan. Nilai-nilai moral bisa dapat dari perilaku
masyarakat atau pribadi maupun pada jenis bacaan seperti karya sastra. Salah
satu karya sastra yang mudah diakses yaitu cerpen atau cerita pendek, karena
tidak membutuhkan waktu lama untuk membacanya.
Kumpulan
cerpen mahasiswa PGSD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya angakatan 2013 yang
terdapat dalam buku Antologi Balada Rasa dan Cerita banyak memaparkan
nilai-nilai moral. Kecenderungan memasukkan nilai moral disebabkan para penulis
cerpen merupakan calon guru sekolah dasar, sehingga cerpen banyak mengungkapkan
nasihat-nasihat kepada anak. Nilai moral yang ditemukan diantaranya, bermanfaat
untuk sesama, kasih sayang, menolong orang lain, mengakui kekurangan dan
keburukan diri sendiri, mengakui kelebihan dan kebaikan orang lain, dan lain
sebagainya.
Daftar
Acuan
Frondizi,
Risieri. 2011. Pengantar Filsafat Nilai. Cetakan
III. Cetakan 1 tahun 2001. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Held,
Virginia. 1991. Etika Moral: Pembenaran
Tindakan Sosial. Cetakan kedua. Cetakan pertama tahun 1989. Alih Bahasa: Y.
Ardy Handoko. Jakarta: Erlangga.
Mahasiswa
PGSD 2013 Kelas Bahasa. 2017. Antologi
Puisi dan Cerpen Balada Rasa dan Cerita. Lamongan: Pagan Press.
Pramulia,
Pana. 2017. Sanggit: Filosofi Pergelaran
Wayang Kulit. Lamongan: Pagan Press.
Sarumpaet,
Riris K. Toha. 2010. Pedoman Penelitian
Sastra Anak: Edisi Revisi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Teew,
A. 2013. Sastra dan Ilmu Sastra.
Cetakan Kekempat. Cetakan Pertama tahun 1984. Bandung: Dunia Pustaka Jaya.
Komentar