Pagi tadi sekitar pukul tujuh waktu Indonesia barat
terjadi insiden seorang bapak yang kira-kira berumur tujuh
puluh tahun
bunuh diri. Saksi pertama mengatakan, bapak sepuh itu
memanjat menara dan kemudian menjatuhkan diri
saksi kedua mengatakan, bapak itu menjatuhkan diri kurang
lebih
delapan meter dari ketinggian.
Orang-orang berbondong bondong menyaksikan
nanah dan darah meluber di aspal, bahkan
sampai mengalir di got yang penuh tumpukan puntung rokok,
potongan kertas, pembalut, dan sperma yang berceceran
kata salah satu tetangga, bapak sepuh itu
sudah rindu dengan mendiang istrinya yang
mati karena terlilit rindu membayar hutang berkepanjangan
dan juga lama menahan kangker tenggorokan. Tetangga yang lain lagi
menduga, bapak itu teramat rindu pada anaknya yang
tak pernah keluar dari vagina ibunya.
Sayup sayup dari kejauhan, ada yang berteriak
bahwa ia, bapak tadi terlampau rindu dengan Tuhan
saking rindunya setiap hari, ia memekik menyebut kata ajal
mati, ajal, mati, ajal, Tuhan, Tuhan, Tuhan Yang Maha
Menciptakan Kematian.
Di penghujung otopsi dokter menyatakan, bahwa
kerinduan telah membekas di sela pori porinya, jantungnya,
mulutnya, dan otaknya, jauh
sebelum ia mengenal rindu dan kematian.
Tuan. Selamat jalan.
Sidoarjo. 7 Juli 2015
Komentar