INI TENTANG KURMA, MASA SILAM, DAN HARAPAN


Perjalanan memang seringkali
menyenangkan, tetapi juga membuat
bimbang. Ada yang mengatakan
setara menuju pulang. Harapan
demi harapan - di tengahnya - menumpuk
dan sebagian menciptakan beban.

Bahkan, sebagiannya lagi mengambang
lalu entah, hanya berjejal jejal penuh
di jalan ingatan. Kamu pasti tahu?
hal itu menguras stamina, pikiran, dan
kemudian mengendap lama dalam dada.

Aku tahu hidup itu, sungguh seperti
diberi lalu diambil kembali. Di tengah
pemberian dan pengambilan itu ada
yang berdenyut seperti diuji. Bahkan
denyutan denyutan seringkali
membuatku pamer tentang
kehormatan, kejujuran, dan harapan
harapan yang haram hilang.

Padahal, aku sendiri terlampau
hanyut dengan masa silam. Sehingga
amnesia terhadap harapan merupakan
keniscayaan. Maka, melalui lima
kurma yang sedari tadi aku pandang
aku menitip nazar. Tuhan izinkan
aku melumat masa silam sekaligus
harapan agar tak ada tabir yang
menjadikannya kelam.

Sidoarjo. 10 Juli 2015

Komentar