di hari pertama bulan dua, memang tak
ada hujan seperti biasanya. tetapi ada yang membeberkan rahasia: di bulan yang
tak pernah genap tiga puluh itu penanggalan mengigau tentang masa lalu yang
berduka. katanya: ia ingin merdeka. merdeka dari putus asa; dari merasa; dari
kata; dan merdeka untuk cinta.
di hari pertama bulan dua, memang tak
ada hujan dan cahaya. tetapi di sana ada yang membuat berbeda. lambaian tangan
memberi isyarat senantiasa. mengajak bicara lalu mendorong untuk bersegera. waktu
sedikit resah dan bergairah tiba-tiba. kemudian jari mulai memainkan
angka-angka. menghitung betapa telah lama cinta berduka.
di hari pertama bulan dua, mulai
terbentuk kerangka yang merujuk pada sebuah nama. tentu saja cuaca sudah bisa
menerka. dan tentu pula hujan yang tak turun kali ini menyambut itu sebagai
berita gembira. sampai ia luruh di februari yang akan meniada.
barangkali februari tak akan berbuat apa.
karena itu bukan urusannya.
Sidoarjo.
15.40. 1 Februari 2015
Komentar