ZAKAT FITRAH


Apa makna di balik zakat fitrah dan mengapa harus ada zakat fitrah? Zakat mempunyai dua makna pokok, yang pertama adalah penyucian, dan yang kedua adalah pengembangan. Ada sesuatu yang perlu disucikan, sebagaimana ada juga yang perlu dikembangkan. Harta perlu disucikan, perlu juga dikembangkan. Diri kita perlu disucikan, perlu juga dikembangkan. Jadi, zakat adalah penyucian diri, sekaligus pengembangannya. Zedangkan fitrah salah satu maknanya adalah asal kejadian, “setiap yang lahir, dilahirkan atas dasar fitrah,” (HR. Bukhari). Berdasarkan hal itu, maka setiap yang lahir membawa bersamanya fitrah, maka setiap yang lahir hendaknya dizakati dan berzakat. Siapapun yang lahir pada akhir detik dari Ramadan dan hidup walaupun hanya sedetik setelah berbuka, maka wajib untuk dizakati.
Demikian juga untuk yang hidup berkewajiban untuk berzakat fitrah, selama ada kelebihan untuk dirinya dan yang wajib diberinya pangan sehari semalam. Zakat fitrah adalah lambang kesediaan setiap kita untuk memberi hidup kepada orang lain. Zakat fitrah adalah lambang kesediaan kita untuk memberi pangan pada siapapun. Apalagi salah satu ciri keberagamaan menurut Al-Quran adalah menganjurkan untuk memberi pangan, “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama, itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin (QS Al-Ma’un:1-3).
Zakat fitrah juga berarti pengembangan. Zakat fitrah bertujuan untuk mengembangkan diri kita sebagai manusia. Manusia banyak memiliki potensi. Allah menganugerahkan potensi-potensi tersebut untuk dikembangkan dalam rangka kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat kelak. Sewaktu manusia masih dalam rahim ibunya, ada sekian banyak organ tubuhnya yang belum berfungsi ketika itu. Dan ketika manusia itu lahir, maka organ tubuhnya akan berfungsi dengan sendirinya. Dalam kehidupan dunia ini kita memiliki banyak potensi, dan potensi ini mestinya kita kembangkan. Sebagian diantaranya baru berfungsi dengan baik ketika kita meninggalkan dunia ini.
Sewaktu dalam perut, kita memiliki mulut, tapi mulut itu belum berfungsi. Sewaktu dalam perut kita memiliki otak, tapi otak belum berfungsi dengan semestinya. Ketika kita hidup di dunia, mulut dan otak kita berfungsi dan berkembang dengan sendirinya. Namun sebagian diantaranya harus kita usahakan untuk terus berkembang demi mencapai kehidupan sebagaimana layaknya manusia terhormat. Maksudnya, terhormat di dunia dan juga terhormat di akhirat kelak. Jangan sampai kita hanya terhormat di dunia, tetapi tidak terhormat di hadapan Allah, karena yang demikian tidak bisa dikatakan sebagai berkembang.
Kelak, fungsi-fungsi yang telah kita kembangkan dalam kehidupan dunia ini akan berdampak dalam kehidupan akhirat. Dan itulah yang berfungsi dengan baik apabila kita mampu mengembangkannya di dunia. Mata kita hanya setengah fungsinya dalam kehidupan dunia ini, tetapi menjelang kematian “Ketika itu Kami buka tabir yang menutupi matamu, sehingga matamu saat ini amat tajam, ketika itulah seseorang dapat melihat malaikat, ketika itulah seseorang dapat melihat hal-hal yang tidak mampu dilihatnya dalam kehidupan dunia ini”. Selain itu, ada mata hati, yang mestinya kita kembangkan sehingga mata hati itu dapat berfungsi dalam kehidupan dunia ini, sebagaimana kelak akan berfungsi dengan baik dalam kehidupan akhirat. Melalui zakat fitrah setelah berpuasa, kita berkewajiban untuk memberi hidup sekaligus untuk mengembangkan diri kita dan mengembangkan wawasan kita. Itu sebagian makna zakat fitrah

Komentar