Dan
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji)
itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik (QS. An Nuur:55).
Aman merupakan keadaan
bebas dari bahaya, bebas dari gangguan, sehingga tidak ada rasa khawatir dan
ketakutan. Makanya, syaraat pertama agar manusia atau seseorang dilingkupi rasa
aman adalah dengan senantiasa bertakwa kepada Allah. Ketika manusia berjalan
dalam ketakwaan, maka ia akan merasa aman, tenteram, dan damai, karena memiliki
keyakinan bahwa perbuatan yang dilakukannya akan mendapat perlindungan serta
rida dari Allah. “Sesungguhnya orang-orang
yang bertakwa berada dalam tempat yang aman” (QS, Ad Dukhaan:51).
Rasa aman adalah salah
satu kebutuhan pokok yang tidak terelakkan dalam kehidupan manusia. Tidak ada
suatu kegiatan yang dilakukan manusia, kecuali tersirat didalamnya keadaan
aman. Kita akan terganggu, bahkan akan meninggalkan tempat apabila kita tidak
merasa aman di tempat itu, dan sebaliknya kita akan tenang melakukan sebuah
aktivitas apabila kita merasa aman. Bisa jadi, “rasa aman lebih penting
daripada kesehatan”. Seseorang yang sakit, apabila merasa aman, maka akan dapat
tidur. Sebaliknya, seseorang yang sehat, bahkan kaya raya, apabila tidak merasa
aman, jangankan tidur, kantuk pun tidak akan menghampiri.
Maka dari itu, keamanan
ditekankan oleh agama. Bahkan, Allah menggugurkan sekian banyak kewajiban atau
syarat-syaratnya apabila rasa aman tidak terpenuhi. Misalnya, haji tidak
menjadi wajib bagi seseorang yang terganggu keamanannya ketika seseorang itu
melaksanakannya. Salat pun berubah bentuknya pada saat seseorang merasa takut.
Itu sebabnya, Allah dalam Al-Quran menyatakan “maka apabila
kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu
duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat
itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (QS, An
Nisaa':103).
Nabi-nabi selalu berdoa
untuk pertumbuhan kesejahteraan masyarakat yang didahului permohonan agar rasa
aman menyentuh seluruh anggota masyarakat. Rasa aman beraneka-ragam, dan
semuanya harus dapat diwujudkan dalam kehidupan, yakni rasa aman dalam politik,
sosial, ekonomi dan sebagainya. Ada lima tujuan pokok yang diharapkan mampu
diraih dari keberagamaan, yaitu memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara
jasmani, memelihara harta benda, dan yang terakhir memelihara kehormatan.
Segala yang dapat menimbulkan rasa takut dari kelima tujuan pokok ini hendaknya
dihindari. Kelompok masyarakat harus memperjuangkan keamanan untuk kelangsungan
hidup masyarakatnya. Allah berfirman: Barangsiapa yang membawa
kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik dari padanya, sedang
mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari pada kejutan yang dahsyat
pada hari itu.
Dan
barang siapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam
neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu
kamu kerjakan (QS. An Naml:89-90).
Jangankan rasa aman
dari gangguan terhadap harta, gangguan dari lidah pun yang menjelekkan
seseorang dilarang oleh agama. Maka dari
itu, jangan menyebut keburukan seseorang, yang orang lain tidak nyaman disebut
keburukannya. Akibat terburuknya bisa terjadi permusuhan antara orang yang
mengolok-olok dengan yang diolok-olok, yang bahkan dapat juga menjadikan
ketidaktenteraman pihak lain di luar keduanya. Allah SWT menghendaki semua
manusia agar mendapatkan rasa aman dalam kehidupan di dunia dan rasa aman dalam
kehidupan di akhirat kelak. Rasa aman dalam kehidupan di dunia dan akhirat itu
adalah patuh dan taat terhadap tuntutan-tuntutan agama, karena tanpa itu tidak
akan ada rasa keamanan dan kesejahteraan bagi setiap orang dan semua umat
manusia.
Komentar