Pendidikan penting kedudukannya dalam
kehidupan manusia. Dalam pendidikan ada ruang untuk belajar ilmu pengetahuan
dan keterampilan. Selain itu, pendidikan juga bisa diartikan tempat manusia
untuk mengembangkan diri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan,
dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran dan pelatihan. Melalui pengajaran dan pelatihan,
seseorang akan menjadi pintar dan terampil. Sebuah pendidikan diharapkan dapat
menjadikan manusia lebih bermartabat dan bermanfaat untuk orang lain.
Di
sisi lain, pendidikan bukan hanya terjadi di ruang lingkup sekolah atau
pendidikan formal, tetapi pendidikan juga terjadi di luar sekolah atau biasa
disebut pendidikan informal. Pendidikan informal ini jauh lebih luas daripada
pendidikan formal, karena ruang pembelajaran terdapat dalam lingkungan
masyarakat. Pengajaran tentang kehidupan yang hakiki ada di sini. Sejak dini
manusia sudah disodori berbagai hal atau peristiwa kehidupan. Peristiwa
tersebut ada yang positif dan ada juga yang negatif. Setiap peristiwa positif
dan negatif ada sisi pembelajarannya. Bagaimana seseorang mampu menyikapi
berbagai peristiwa tersebut, bergantung dari kepribadian masing-masing.
Seseorang
yang kuat secara mental dan spiritual akan mampu memetik pelajaran dari
peristiwa positif maupun negatif. Akan tetapi, seseorang yang lemah akan sulit
menangkap peristiwa positif dan akan mudah terpengaruh oleh hal yang negatif.
Maka dari itu, setiap manusia perlu untuk mendidik diri sendiri agar selamat di
dunia dan kelak di akhirat. Mendidik diri sendiri berarti melakukan proses
mengajar, dan memberi informasi atau pemahaman tertentu pada diri sendiri.
Tujuannya agar siap berpikir, bersikap, bertindak, dan berperilaku sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam agama dan norma masyarakat.
Seseorang yang
berencana untuk berbuat kebajikan di muka bumi, maka pemikiran, sikap,
tindakan, dan perilakunya harus dididik agar sesuai, mendukung dan dapat
mewujudkan perintah agama. Salah satu cara untuk mendidik diri adalah memaksa
diri sendiri untuk senantiasa berbuat baik kepada siapapun. Allah berfirman “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu
sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri
(QS. Al Israa’:7). Jika kita memahami ayat tersebut, maka tidak ada ruginya
kita berbuat baik, karena buah dari kebaikan itu akan berguna bagi diri kita
sendiri.
Dan dikatakan kepada orang-orang
yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan." Orang-orang yang berbuat
baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung
akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang
bertakwa (QS. An Nahl:30).
Mendidik
diri sendiri begitu penting dalam kehidupan manusia, karena di dunia ini banyak
sekali keburukan-keburukan yang bisa membuat manusia itu terjerumus. Tidak
sulit menemukan di sekitar kita, orang yang tidak jujur, orang yang tidak
sabar, orang yang dholim, orang yang menyukai kekerasan. Maka dari itu,
seseorang hendaknya mampu mendidik diri sendiri agar jujur, sabar, berbuat
baik, dan lembut. Sebab kejujuran, kesabaran, dan kebaikan
yang akan membuat hidup kita dan orang-orang di sekitar kita menjadi tenteram, damai, dan sejahtera. Sedangkan
prioritas berikutnya yang perlu kita didikkan kepada diri adalah kesediaan
berkorban untuk kepentingan yang lebih besar atau untuk kepentingan pihak lain.
Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baikberbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (QS. Al Qashash:77).
Mendidik diri sendiri
sama halnya dengan mengendalikan diri. Mengendalikan diri sendiri dari segala
keinginan dan dorongan diri adalah satu hal yang sangat berat. Tidak heran
jika ada pernyataan bahwa menguasai hawa nafsu sebagai jihad yang berat. Sedemikian beratnya pengendalian diri, maka Islam mengajarkannya secara intensif dengan latihan selama sebulan lamanya. Latihan itu dinamakan dengan shiyam atau shaum yang secara etimologi berarti menahan diri. Jadi, sekali lagi mendidik diri sendiri begitu penting dalam kehidupan manusia. Dengan berhasilnya mendidik diri, maka kehidupan akan menemukan kedamaian dan kesejahteraan.
jika ada pernyataan bahwa menguasai hawa nafsu sebagai jihad yang berat. Sedemikian beratnya pengendalian diri, maka Islam mengajarkannya secara intensif dengan latihan selama sebulan lamanya. Latihan itu dinamakan dengan shiyam atau shaum yang secara etimologi berarti menahan diri. Jadi, sekali lagi mendidik diri sendiri begitu penting dalam kehidupan manusia. Dengan berhasilnya mendidik diri, maka kehidupan akan menemukan kedamaian dan kesejahteraan.
Sidoarjo.
29 Oktober 2016
Komentar