Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui (QS. Al Baqarah:30).
Semua manusia diciptakan Allah untuk menjadi pemimpin di
bumi, akan tetapi tidak setiap manusia sadar akan tugas-tugasnya menjadi
pemimpin. Setiap manusia telah ditakdirkan menjadi pemimpin dan hendaknya
senantiasa memberi ketenteraman kepada pihak lain. Pemimpin harus mengedepankan
kebaikan dan mempunyai watak rendah hati. Allah berfirman “dan rendahkanlah
dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman”
(QS. Asy Syu’araa’:215). Selain itu, pemimpin juga harus adil dalam menyikapi
segala sesuatu, agar semua permasalahan dapat diselesaikan dengan baik sesuai
ajaran yang diperintahkan Allah. Allah berfirman “Hai Daud, sesungguhnya Kami
menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan
(perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah” (QS. Shaad:26).
Orang yang semenjak dini melatih dirinya untuk berlaku
adil, maka ia akan tepat dijadikan pemimpin masyarakat. Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang adil “dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya
Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil” (QS. Al Hujuraat:9). Sekarang
ini jarang sekali dijumpai orang-orang di sekitar kita yang berlaku adil. Jika
melihat fenomena akhir-akhir ini, banyak sekali manusia saling memamerkan
kecurangan dan menebar ketidakadilan. Fenomena tersebut tentu dapat berdampak
buruk kepada generasi penerus, dalam arti para pemuda yang akan melanjutkan
tampuk kepemimpinan. Pemuda yang seharusnya dapat digadang-gadang menjadi
pemimpin masa depan, akan terombang-ambing menyaksikan peristiwa yang
membingungkan keimanan mereka. Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami,
sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami,
lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar) (QS. Al Ahzab:67).
Berkaitan dengan pentingnya kehadiran para pemuda Allah
berfirman “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar.
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan
Kami tambah pula untuk mereka petunjuk (QS. Al Kahfi:13). Harapan kepada
ketenteraman dan kedamaian dunia, sebenarnya terdapat pada pundak para pemuda.
Berdasarkan hal tersebut, hendaknya para pemuda selalu belajar membangun jiwa
kepemimpinan yang terdapat dalam diri mereka. Selain itu, para pemuda butuh
teladan-teladan yang baik agar dapat dijadikan contoh di masa depan. Sebelum
dapat memimpin masyarakat atau paling tidak keluarga, para pemuda harus bisa
memimpin dirinya sendiri. Pemuda hendaknya senantiasa berlatih mengendalikan
hawa nafsunya, karena perang tersulit dan terbesar adalah memerangi hawa nafsu.
Orang yang mengikuti hawa nafsunya tidak akan dapat berlaku adil dan jelas
tidak bisa dijadikan pemimpin. Allah berfirman “Dan siapakah yang lebih sesat
daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari
Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang zalim” (QS. Al Qashash:50).
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat
(peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah
kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui” (QS. Al
Jaatsiyah:18). Sejak dini manusia harus diajarkan tentang agama, karena uraian
dari agama mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Jika sejak dini
manusia sudah dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai dalam agama, maka
niscaya manusia tersebut akan mudah mengendalikan hawa nafsunya. Dengan
demikian, seseorang yang menaati perintah agama dengan sendirinya akan
dijadikan pemimpin oleh masyarakatnya. Allah berfirman “Kami
telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami
wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang,
menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah” (QS.
Al Anbiyaa':73).
Jiwa
kepemimpinan harus ditumbuhkan sejak dini, baik oleh pemuda itu sendiri maupun
orang-orang yang berada di sekitar pemuda. Hal tersebut menjadi penting, jika
melihat fenomena yang terjadi di masa sekarang. Pemuda telah kehilangan suri
teladan, pemuda kehilangan contoh-contoh baik dari lingkungan di sekitarnya,
dan akibatnya para pemuda kehilangan kendali yang akhirnya ikut lupa tugasnya
sebagai khalifah di bumi ini. Jika demikian halnya, bagaimana keadaan manusia
di masa yang akan datang karena kehilangan sosok seorang pemimpin. Akan tetapi,
di sebuah kegelapan pasti ada cahaya walaupun mungkin hanya sepercik.
Maksudnya, dalam tatanan hidup di masyarakat pasti ada seseorang yang dapat
dijadikan teladan walaupun tidak banyak. Allah berfirman “Dan
Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat
Kami” (QS. As Sajdah:24).
Komentar