KEBUTUHAN MANUSIA


Dalam kehidupan ini, banyak dari manusia yang kesulitan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan manusia berkaitan dengan kelangsungan hidupnya. Maksudnya, kebutuhan berdasar pada intensitas manusia mencapai keselamatan di dunia dan akhirat. Sedangkan keinginan bersumber dari hasrat di luar kebutuhan. Keinginan yang dimiliki manusia, sebenarnya dapat mengacaukan hidupnya jika berlandaskan niat buruk dan cara yang buruk pula. Misalnya, seseorang yang ingin kaya secara materi bisa jadi akan menempuh berbagai cara untuk mewujudkannya, tanpa peduli merugikan pihak lain. Bukan berarti manusia yang ingin kaya secara materi salah, tetapi kalau ditunggangi hasrat dan nafsu negatif keinginan itu akan berdampak buruk.
            Ada keinginan manusia yang positif, tetapi banyak juga keinginan manusia yang melampaui batas. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan, yaitu permasalahan nafsu manusia yang seringkali menyesatkan. Allah berfirman: Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang (QS, Yusuf:53). Keinginan yang bersumber dari nafsu buruk akan berdampak buruk bagi seseorang maupun orang lain. Biasanya, keinginan manusia yang bersumber dari nafsu buruk ini akan membuat seseorang menempuh cara instan dan berbahaya.
Seorang siswa atau mahasiswa yang ingin memeroleh nilai bagus ketika ujian, jika keinginan dan niatnya salah, ia akan menempuh berbagai cara, misalnya mencontek atau bekerjasama dengan teman lainnya. Dampak pendeknya, jika ketahuan mereka akan dikeluarkan dan dampak jangka panjang, mereka akan kesulitan menempuh hidup karena tidak mau belajar. Hal ini berbeda dengan mereka yang menjadikan ilmu sebagai sebuah kebutuhan hidup. Mereka yang seperti itu, setiap harinya akan belajar dan berlatih untuk mencapai keilmuan dan pengetahuan. Dengan demikian, ilmu dan pengetahuan yang dipelajari akan bermanfaat untuk dirinya dan bisa jadi untuk kemaslahatan sekitarnya. Dari sini dapat dipahami, bahwa kebutuhan akan memberikan keselamatan.
Kebutuhan manusia ada yang bersifat lahiriyah dan bersifat batiniyah. Secara lahiriyah, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Allah berfirman: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS, Al Hujuraat:13). Berdasarkan uraian ayat tersebut, manusia butuh orang lain untuk berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai keselamatan dan kesejahteraan hidup.
Sedangkan kebutuhan manusia secara batiniyah berkaitan dengan manusia sebagai hamba Allah. Manusia membutuhkan Allah, maka dari itu manusia butuh mengerjakan perintah-perintah Allah dan butuh menjauhi larangan-larangan Allah. Hal tersebut disebabkan, perintah dan larangan Allah sebenarnya untuk kebaikan manusia. Manusia membutuhkan ketenangan, karena itu manusia diwajibkan untuk salat. Manusia butuh untuk berlatih mengendalikan hawa nafsu, maka dari itu Allah memerintahkan untuk puasa. Manusia membutuhkan hidup saling tolong menolong, maka dari itu Allah memerintahkan manusia untuk berzakat.

Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS, Al Mujaadilah:13).

Ibadah-ibadah yang disebutkan itu serta ibadah-ibadah yang lainnya, baik wajib maupun sunah, selain menjadikan manusia hidup lebih baik di dunia, juga menjadikan manusia mendekatkan diri kepada Allah. Sesungguhnya, semua manusia membutuhkan Allah agar hidupnya senantiasa mendapatkan karunia, keselamatan, perlindungan selama di dunia. Selain itu, kebutuhan manusia yang bersumber dari perintah Allah, kelak akan bermanfaat di akhirat. Sekali lagi, kebutuhan berbeda dengan keinginan, karena keinginan dapat menjadikan manusia berlebih-lebihan. Dalam hal ini, mari mengingat sabda Rasulullah saw.

Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”.

Rasulullah mengingatkan umat Islam bahwa makan terlalu kenyang bukan sebuah kebutuhan, dan hal seperti itu akan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, dan malas untuk beribadah. Berdasarkan hal tersebut, dalam hal makan sekalipun seseorang dianjurkan tidak berlebihan. Jadi, kebutuhan hanya berorientasi kepada kebaikan, kepada ketenangan, dan kepada keselamatan manusia

Sidoarjo. 8 Oktober 2016

Komentar